
Thursday
Tuesday
THAT'S WHAT FRIENDS ARE FOR
I have one best-(boy)-friend. I met him on the first year in student union, and now that we're going on the second year; I admitted that too much shit happened to us but I made him sure that we're just getting stronger by the day.
--
The good news, he is still--my best friend. But the bad one--since his ex was my best friend, too (I guessed something's wrong here, she took no more because), I felt like everything seemed so unfair for him, for us maybe, meanwhile I regretted to say that I can't help him any longer. I've seen him out of my sight few days later, but now he's calling me back and asking me if everything's (he's not that sure) just alright.
A: Gue baru balik dari Bandung kemaren
N: Oleh-olehnya mana? Lupa lo sama gue parbet
A: Kayak ga pernah kesana aja lo, eh kemaren mau cerita apa?
N: Hem--nggak, gue lagi gak mood aja kemaren
A: Gapapa kali, kenapa lo?
N: Nope, gue cuma bingung mau cerita sama siapa
A: Lagian lo sih jarang-jarang cerita lagi ke gue
N: Gimana mau cerita, lo gak masuk-masuk
A: ...
N: How's your day anyway?
A: Biasa aja
N: How?
A: ...
He took ignorance better than admitting that there's something out of its track--he didn't want to share, perhaps. But afterall, I wish everything's supposed to be alright, and going to be alright. I made him sure; you can always count on me, no matter what. Enough for him, for us, within these so much chances we passed we have to walk out of the past. I don't know if this is wrong but I hope I never took the left turn. Just show me where's my fault when I efforted to take everything in its right place, or--is that too much to ask for?
Okay--I have to stop. Yesterday is no longer ours, and we could never take it back. That's what we called history. We need to open our new book, closing the old one without throwing them away. Because someday, when our each child growing up in their own, I just want they to know that every human didn't need to erase their past to write their future. Clear?
We're all--clueless, sometimes not that strong, sometimes not that tough. But thankfully, God always let us know that the people we love are still surrounding us. Believe it, they just like a star. Not always shining. But you know they'll always be in the sky. I hope so.
N
Sunday
RECENTLY HAPPENED

Apapun bisa terjadi dalam 6 hari. Well, itu tagline-nya film di atas. A week-off, dude! It means lately sleep lately wake, painting nail with shocking red, playing with your blade, getting a new bangs cut, etcetera etcetera EXCEPT school, yeah!
How's your holiday? Liburan gue kali ini cukup menyenangkan. Sebenernya sih gak ada agenda khusus mau kemana, tapi kan apapun bisa terjadi dalam 6 hari, which is school-stuffs that must be forgotten for a while. Hari-hari pertama liburan, gue gak kemana-mana. I really need a long rest. Rekor hibernasi gue mencapai 17 jam terhitung dari jam 11 malam senin sampe jam 4 senin sore. Terrible, eh? Mati suri iya.

On a family vacation, no one can hear your scream. Hari kedua dan ketiga liburan, yah it's time to family vacation. Honestly I missed Bandung so much, but my Dad seemed so busy with his work and his--facebook account (what the fffff, I didn't even have any interest, so why bother Dad?). Oke, skip bagian yang ini. Tapi malemnya, finally gue berhasil ngebujuk bokap gue untuk 'nganterin' belanja. Yippie, you know 'nganterin' means 'ngebayarin', so me and my sister called Mom to joined with us. Nothing special sih, but--thankfully my family portrait can be fixed, for a moment.

--
--
Tita: Eh kita ke Sency dulu yuk ada sale crocs 70% (whattt?!)
--
--


it's sale, people!
mau jadi badut tapi kurang properti
Fyi kita baru selesai belanja jam 7 malem dan it means... bye bye Kota, bye bye hunting foto. Setelah beli kopi di starbucks (segelas kecil caramel macchiato bertiga) dan fitting baju (cuma fitting loh) di debenhams, gak lama kakaknya Rina beserta adeknya ngejemput ceweknya di Sency. Kebetulan, bukan? Okay, we were gonna back home.
Anyway, it was a fun day, guys! I love you all.
How about your day?
Saturday
DREAM
Fyi sebenernya tadi gue udah berhasil tidur dari jam 12 but at 3 o'clock I rolled my bed out. Tumben-tumbenan gue kebangun tengah malem gini (eh udah pagi ya?) dan gak bisa tidur lagi padahal capeknya banget-banget. Sumpah nyebelin abis.
Gue kebangun karena mimpi. Mimpi apa? Gak tau ini berupa firasat atau apalah namanya but for sure I really miss the actress of my dream. Gue langsung sms dia dan as I thought before she must had no respect on me, anymore. Pathetic, eh? Enggak juga sih, it's her own lah gue gak bisa maksa. Too private, guys.
Sempet gue pengen nanya; hey what I've done anyway? Tapi thankfully no longer God sent this angel (beneran loh) to let me know I'm stronger than I thought :)
T: heh nis, gak bisa tidur gua
N: huaaa Ta I love you so much lo tau aja :"(
T: tau nih ahaha mau tidur aja males gua jarang2 deh kayak gini, lagi ngapzi?
N: lagi ngeblog nih gue, lo belom tidur dari tadi apa kebangun ta?
T: emang belom tidur dari tadi, malah pengin naik sepeda nih gua
N: eh? (ada-ada aja yak masih dini hari inih) yaudah gih biar ketemu eksmud sana
T: eksmud eksekutif muda? yah rumah gue kampung adanya juga semud (maksa)
N: bedanya eksmud sama semud apa?
T: ...
N: kalo ditawarin kopi apa diet coke, pasti eksmud milih kopi, semud milih diet coke! (stop sampe disini, selanjutnya makin gak nyambung)
See? Agak kaget gue setelah ngereview percakapan di atas. Apa itu yang namanya kebetulan, atau emang Tuhan yang Maha Adil selalu punya rencana yang gak pernah lo duga sebelumnya? Jam setengah 4 pagi ada yang sms gue as I did before, and it's kinda let me see clearly that everything has taken will be replaced :)
Anyway barusan gue nerima sms dari nenek gue yang minta dianterin ke pasar. Fyi beliau gak pernah sms gue sepagi ini karena emang biasanya gue gak pernah bisa bangun jam segini. Aneh, ya?
Jadi, takdir apa usaha?
Kalo kebetulan yang gak disengaja itu masuknya ke takdir... I do believe in destiny.
How about you?
Wednesday
INSOMNIA
What the..? Udah jam setengah 5 sekarang but I'm really not in favor to sleep. Fyi kalo ada yang bisa baca postingan ini sampe abis berarti gue udah berhasil nge-post dari hp -_____-
Hoahm. Sebentar lagi adzan shubuh dong? Aturan gue udah sleeping beauty dari tadi tapi kenapa ya ini mata gak bisa disuruh merem. Emang ada ya home alone syndrome?
Anyway setelah gue bosen main komputer-dengerin ipod-nonton dvd-masak mie-minum kopi (of course), bukannya tidur eh ujug-ujug malah... curhat di radio, jam setengah 3 pagi.
Penyiar: halo selamat malam dengan siapa dimana?
Gue: malam, gue Cassandra (bohong besar) di.. (mikir) hem di rumah
Penyiar: iya maksudnya sekolah kuliah apa kerja gitu?
Gue: oh (bilang kek dari tadi), masih sekolah di **, eh emang suara gue tua yah?
Penyiar: hehe enggak kok, oke deh mau kirim message of love nya buat siapa nih cassandra? (sok asik)
Gue: hah kok ada love2nya? gue jomblo (bego ya gak nyambung gue)
Penyiar: (menghela nafas) hem iya maksudnya salam2 gitu buat siapa, buat temen kek, bokap nyokap lo kek, pacar lo kek..
Gue: ye dibilang gue gak punya pacar (ini cacat banget sumpah)
Penyiar: OKE jadi salamnya buat siapa? (sabar mas sabar maklum pagi2 banyak orang mabok)
Gue: nah iya (gitu kek dari tadi), buat mama di rumah aku gak bisa tidur nih huhu, buat papa di bandung ayo dong cepetan pulang, buat adek jangan kelamaan nginepnya, buat... blablabla (yang ini lebih cacat)
Penyiar: (sabar, sabar) hem mau request lagu apa?
Gue: enggak deh cuma boleh kasih saran gak?
Penyiar: iya saran apa? wah makasih loh nanti kita tampung sarannya
Gue: iya boleh2 tampung aja, hem kalo nyusun playlist lagunya jangan lembek2 semua dong nanti orang2 jadi pada ngantuk udah pagi ini (setengah sadar kayaknya gue)
Penyiar: ...
Such a silly thing to begin the day, eh?

Tuesday
Sucré,
"Perhaps enough to tell you how much you mean to me, after this needless beating I forced myself to face the truth. I call you no more heartbreaker, even now after a year anywhere people mention your name or I see your face. I only wish things in life were simpler so that I could get over you soon."
Saturday
BRING BACK THE HAPPINESS
Itu tulisannya Raditya Dika yang gue kutip dari blog-nya beberapa hari yang lalu.
Gak tau kenapa minggu-minggu terakhir ini gue lagi ngerasa miserable banget. Mau ngapa-ngapain kayaknya gak enak. Begini salah begitu juga salah. Boro-boro berangkat ke sekolah, bangun tidur aja udah males banget rasanya. Jadi gampang sensitif sama semua orang, dan akhirnya jadi gampang banget nge-down. Gak ada semangat mau ngapa-ngapain, kinda I have no idea what to do, gak tau kenapa. Jadilah hari-hari terakhir ini (sebelum libur panjang UAN minggu depan) gue habiskan dengan tidur-tiduran di kamar, nonton TV sambil ngemil, dan sisanya... tidur lagi -_______-
Di balik semua kesuraman di atas, setelah membaca posting-nya Radit, akhirnya gue berfikir; kalo dulu gue pernah bisa begitu bahagia, kenapa sekarang gak bisa?
Let's make a list! What kinda thing that can bring back your happiness?
1. Inget masa-masa kelas 1 dimana guru Kimia gue selalu ngoceh tentang remedial, remedial, remedial, dan betapa kompaknya 'Willy and The Gank' pada masa-masa itu
2. Hujan dan kilat yang menyambar-nyambar pas pelajaran Matematika disertai hebohnya teriakan-teriakan histeris di kelas
3. Ditilang tengah malem gara-gara bawa motor gak ada SIM
4. Keliling-keliling naik busway dari pulang sekolah sampe jam 9 malem padahal besoknya UTS Fisika
5. Duduk-duduk di koridor studio Megaria sambil curhat dan ngemil popcorn tanpa berniat menonton film apapun
6. Dengerin lagu-lagunya 'Abdul & The Coffee Theory' pas gerimis sore-sore dengan secangkir espresso di tangan
7. Percakapan-percakapan tolol di setiap bel istirahat dan sms-sms konyol selamat tidur
8. Minggu pagi yang cerah di Bandung sambil dengerin lagu-lagu cheesy di radio sepanjang jalan
9. Naik sepeda keliling rumah dan balapan sama anak-anak kecil yang pada baru mandi sambil dikasih makan
10. Sunset sabtu sore yang santai di restoran fastfood dengan 2 tangkep roti burger dan segelas float yang udah berbusa
See? Everyone with every second and every place you've ever spent with in your life is very special, aren't they? By letting you being a part of them, it simply makes you realize that you've ever been somebody's somebody! So what's the use of being in sorrow, sadness, hurt, sore, and miserable? Just bring back your happiness :)
Itu list gue, how about yours?
ps: esp. thanks to raditya dika.
Thursday
GEDUBRAK
Padahal awalnya, dari pagi bangun tidur sampe di sekolah, gak tau kenapa bawaan gue gak enak banget. Mau ngapa-ngapain males, kemana-mana segen. Ibaratnya pribahasa nih; nasi dimakan rasa sekam, air diminum rasa duri. Ditambah lagi hari ini cuma 2 guru yang masuk, makin nyesel deh kenapa hari ini gue gak telat aja sekalian biar dipulangin lagi -_____-
Tapi menjelang siang, mood gue berhasil naik lagi. Jadi waktu istirahat tengah hari bolong, anak-anak satu sekolah dikumpulin di lapangan basket. Ceritanya guru-guru ngadain doa bersama + minum air zam-zam buat anak kelas 3 yang pada mau ujian nasional senin besok. Gue duduk di sebelah Dinda a.k.a Cobek. Fyi, gue temenan sama dia udah 5 tahun, dan menurut gue, dia adalah orang tergila yang pernah gue kenal. Dari awal acara dimulai sampe pas mau balik lagi ke kelas, nih anak gak berenti-berenti ngoceh kayak bebek. Dan ini percakapan tolol yang bikin gue berasa jadi bintang iklan wafer tango yang--katanya--sangat garing.
Dinda: Aje gile panas bener dah ini baru sambutan pula minta disambit!
Gue: Sabar lah bek setaun sekali yang kayak begini (kipas-kipas pake pensil)
Dinda: Mana kerasa bego kipas-kipas pake pensil (berlindung di balik rambut gue)
Gue: Biarin aje daripada elo ngedumel mulu makin panas dodol
Dinda: Huakakakak (ngakak tiba-tiba)
Gue: Eh apanya yang lucu? Jangan berisik lo diliatin Bu Suko (guru over-lebay)
Dinda: Kagak. Eh, gue jadi pengin tobat nih.
Gue: Lah bukannya udah pas lo pake kerudung?
Dinda: Iya sih, tapi tiba-tiba gue dapet inspirasi dari belakang (nunjuk ke Anggi, orang gila juga, yang duduk di belakang gue)
Gue: (mengernyitkan dahi)
Dinda: Lo perhatiin dah ceramahnya tuh kepala sekolah, berasa lagi di ESQ eksklusif nih gua
Gue: Hah? (bahkan gak kedengeran dia ceramah apa)
Dinda: Bayangkan... bayangkan... bila tiba-tiba waktu yang ditetapkan Allah sudah dekat... (menghayati sepenuh hati)
Gue: Hem... (terhanyut peran)
Dinda: Tiba-tiba, kalian pulang ke rumah, disambut dengan sehelai bendera kuning di depan rumah... Bayangkan kalau itu milik Ibu kalian... Ibu kandung kalian ternyata... hiks (terisak)
Gue: Heh apaan sih lo gak lucu ah (mulai berkaca-kaca)
Dinda: Ibu kandung kalian... mendaftar jadi caleg GOLKAR! Huakakakak, gak lucu Nis?
Gue: -_____________________-"
Oke, cukup buat kebodohan yang pertama. Pulang sekolah, gue ada rapat OSIS. Tumben-tumbenan sekolah gue pulang 30 menit lebih awal dari biasanya, jadi pas bel pulang mendadak udah sepi banget. Sebenernya sih gak ada yang istimewa dari rapat OSIS kali ini, cuma gak tau kenapa essensi kabur-kaburan rapat ada aja di setiap kesempatan. Kayak hari ini nih, loyalitas gue lagi sadar sesadar-sadarnya untuk ikutan rapat. Makanya, gue gondok setengah mati ngeliat Riki (temen se-MPK gue) ketangkep cabut secara live di depan mata gue.
Gue: Riki! Mau kemana lo? (pasang suara toa)
Riki: (pura-pura gak denger)
Gue: (lari-larian nyamperin)
Riki: Gue ada urusan Nis, daaah! (cabut)
Gue: -___-' (mencaci-maki dalam hati)
Malemnya dia ol di MSN. Tadi siang dia sempet dicariin sama ketua MPK, iseng gue nge-greet dia.
Gue: Cie yang gak rapat
Riki: Gue ada urusan tadi hahaha, emang lo rapat?
Gue: Rapat dong gue. Hem urusan ya?
Riki: Iya nih tadi gue buru-buru tau, hehehe
Gue: Eh tadi dicariin Hera loh keliatan lo cabut dari ruang osis nah lo
Riki: Hehehe abis tadi si ini, si itu, si ini pada gak rapat ya udah jadi gue ikutan aja deh
Gue: -___-'
Hening beberapa saat. Agak gimana gitu juga gue ngeliat display picture dia yang (sok) ganteng. Hehe, canda Rik.
Gue: Anyway dp ganteng bener nih
Riki: dp itu siapa?
Gue: dp elu lah
Riki: Kok gue dp?
Gue: DISPLAY PICTURE dodol (mencaci maki, lagi, dalam hati)
Riki: Oh jadi dp itu display picture ya hehehe baru tau gue
Gue: -_____________________-"
Tadi selesai rapat gue langsung buru-buru ngesot ke tempat les. Yak, benar sekali gue les di KSM Salemba. You know what? Kelas IPS di bimbel ini cuma ada 1 kelas dan gue satu-satunya cewek di antara 10 anak yang ada. Masuknya jam 4, keluarnya jam 7. Kebayang gak gimana ngantuknya gue ngedengerin pelajaran IPS yang dijelasin ngalor-ngidul di jam-jam segitu. Mending ada gitu yang gue kenal, nah ini semuanya gak ada yang satu sekolah sama gue. Awalnya males juga gue ikut-ikutan bimbel segala, tapi lama-kelamaan anak-anak ini ternyata asik juga buat diajak ngakak bareng. Dari mulai ngecengin guru sampe percakapan-percakapan tolol, gak ada abisnya kalo yang namanya cowok-cowok udah pada autis sendiri. Gue telat 1 jam hari ini dan it means tinggal setengah jam lagi untuk pelajaran pertama, Akuntansi.
Gue: (serius ngerjain soal)
Sandy: Eh, yang ini jawabannya ini kan Nis?
Gue: Hem... (gak bergeming)
Dika: Nomer 16 yang E bukan Nis?
Gue: Belom gue
Nalda: Eh lo ngerjain sambil ngajarin gue dong
Gue: Hem... Ini begini begitu ditambah ini dikurang ini diambil segini dapetnya segitu, blablabla (berbusa)
Nalda: (keliatan gak ngerti) Oh, jadi yang tadi gimana gimana?
Gue: -_____-'
Jam kedua. Matematika.
Sandy: (berisik di kolong meja)
Gue: Apaan sih?
Sandy, Bugi: Kagak (cekikikan)
Reinhard: (nahan ketawa)
Gue: Ngapain gak lo? (mulai curiga)
Sandy: Kagak ngapa-ngapain gua
Gue: (kembali merhatiin guru)
10 menit. 15 menit. 20 menit.
Bugi: Diiket ayo diiket
Sandy: Dimana iket dimana
Gue: (ngeliatin penuh curiga)
Reinhard: (masih nahan ketawa)
Gue: (berdiri, kebelet pipis)
GEDUBRAK.
Sandy, Bugi, Reinhard: ngakak
Gue: -_____________________-"
Terima kasih banyak udah ngiket tali sepatu gue di kaki meja.
Hari ini: cheesy crispy crunchy kriuk kress.
we had joy we had fun
we had seasons in the sun
but the hills that we climbed,
were just seasons out of time
See ya!
Sunday
I'M OKAY
Gue: Iya, kenapa?
Anonym: Kok bisa?
Gue: Kok gak bisa?
Anonym: Sabar ya.. (menepuk-nepuk pundak)
Gue: Eh? (merasa tertonjok)
Lah emang gue kenapa? I'm okay I swear.
KNOWING

Berawal dari keisengan bokap gue yang emang movie freak, jadilah di malem minggu yang harusnya gue bisa santai-santai di rumah, akhirnya dihabiskan dengan menonton pemikiran-pemikiran paranoid yang sampe sekarang masih terngiang-ngiang tiap scene-nya di otak gue. Huh.
Film ini bercerita tentang Prof. Koestler yang mendapatkan satu pesan berisi angka-angka aneh lewat anaknya, Caleb. Jadi ceritanya, 50 tahun yang lalu anak-anak di SD-nya si Caleb ini ngubur kapsul waktu di dalam tanah. Masing-masing anak disuruh ngegambar; What's your imagination about the future? Nah, ada 1 orang anak misterius yang bukannya ngegambar malah nulis jejeran angka-angka yang gak beraturan. And you know what happens when the number runs out? Jawabannya adalah bencana yang terus-menerus terjadi dalam 50 tahun terakhir dan berakhir dengan KIAMAT.
Semaleman gue gak bisa tidur mikirin ending film ini yang justru bikin Prof. Koestler (Nicolas Cage yang masih tetep ganteng), si tokoh utama, meninggal. Ya, meninggal dalam kiamat. We knew that everyone will die at the end of the world, tapi ternyata pemikiran orang Amerika sana gak sesimpel itu. Menurut film ini, ada kehidupan baru lagi setelah kiamat, di suatu tempat yang (juga) baru lagi. Ini yang dialamin sama anaknya Prof. Koestler, si Caleb itu. Ada tokoh the whisperers (mungkin maksudnya malaikat) yang mengangkat Caleb untuk diamankan dari peristiwa kiamat itu. Caleb dikasih pasangan hidup (semacam reinkarnasi dari Adam dan Hawa) untuk seterusnya melanjutkan keturunan mereka dalam suatu kehidupan baru. Aneh.
Tapi at the end; TWO THUMBS UP buat film ini. Pelajaran yang bisa gue ambil; life is that short, people. Intinya jangan sampe waktu yang sangat sempit ini (di film ini cuma digambarin dalam 50 tahun) malah justru kebuang-buang dengan hal-hal yang sebenernya gak worth it.
Ada satu lagi. Manusia gak pernah bisa ngelawan takdir. Kayak yang dilakuin sama Prof. Koestler pas dia tau kalo hari ini ada kecelakaan pesawat yang bakal merenggut nyawa 81 orang di tempat. Dia (yang kebetulan ada di tempat kecelakaan itu) berusaha untuk ngeluarin korban yang kejepit di pesawat yang udah mau meledak, nyemplung-nyemplungin korban yang badannya kebakar ke dalam kubangan air hujan, tapi sampe tim SAR dateng dan berhasil mengevakuasi semua korban, tetep aja kenyataan 81 orang yang meninggal dalam kecelakaan itu gak bisa dihindari lagi.
After the movie, asli gue jadi parno abis. Tapi, this is one of the greatest films you have to watch!
Selamat Nonton!
(ps: buat yang lemah jantung gue saranin jangan nonton di jejeran bangku paling depan; beberapa letupan yang menggelegar akan membuat bangku Anda bergetar dan menyebabkan teriakan-teriakan histeris, efek paranoid tidak ditanggung)
Wednesday
RENUNGAN MALAM

dan

Kadang-kadang gue suka gak sadar kalo ternyata waktu itu cepet banget berlalu. Dan seiring dengan berjalannya waktu, tanpa gue sadarin (juga) ternyata banyak banget hal yang udah berubah jauh, dari dulu sampe sekarang. Yah, everything does change, ladies and gentlemen.
Tapi, sometimes time gives you opportunity to think about it. Ada saatnya dimana suasana lagi ngedukung banget dan ngasih kesempatan secara cuma-cuma untuk sekedar merenung. Kenapa gue bilang kesempatan secara cuma-cuma dan untuk sekedar merenung? Karena sebenernya ini adalah hal yang sangat gampang untuk dilakuin, but there's only a few people who wants to admit their weakness, and fault, too.
Gue baru aja balik dari Sabang. And you know what? Malem-malem kesana ternyata adek gue cuma ngajakin makan soto, tepatnya soto ceker. Yaiks! Bayangin ada 5 biji kaki ayam dicemplungin ke dalem 1 mangkok, I'm not that hungry, thanks. Tapi bukan itu intinya. Melainkan percakapan dengan bokap gue, pas perjalanan pulang, di perempatan Pramuka.
Papa: Liat tuh kak, ada pengemis tidur sambil meluk anaknya ujan-ujan gini.
Gue: Hemmm... (nyari remote radio)
Papa: Kasian ya, bayangin kalo Papa yang ada disitu terus kamu yang Papa peluk...
Gue: (menengok sekilas) Iya, iya.
Papa: Yah, alhamdulillah kak, blablabla...
Gue: (matiin radio)
Papa: Kamu harus lebih banyak bersyukur kak. Gak pernah ada jaminan kita selalu ada di atas. Waktu itu terus berputar kayak roda. Saat kita lagi ada di atas, pandai-pandailah bersyukur. Dan kalau suatu saat kita jatuh ke bawah, jadilah orang yang selalu bersabar...
Gue: Eh? (tertohok)
You get the point? Bersyukur dan Bersabar.
Bersyukur buat banyak hal yang udah gue dapet, dan bersabar buat banyak cobaan yang udah gue terima selama 16 tahun ini. Life is that simple, guys (ps: if only you keep it that simple, lol).
Gue inget waktu itu pernah ada yang bilang sama gue; Hidup itu pilihan. Titik gak pake koma. Yang jadi pertanyaan sekarang bukan apakah pilihan yang lo ambil itu pilihan yang terbaik buat lo (karena menurut gue yang udah terjadi sama kita ya emang yang terbaik dari Tuhan), tapi apakah pilihan yang lo ambil itu gak ngasih penyesalan buat lo di kemudian hari.
These lately years, ada beberapa pilihan yang sesekali masih suka gue renungin. Bukannya mau nolak kenyataan, cuma sekedar introspeksi aja. Mungkin emang awalnya berbentuk penyesalan, tapi kalo nasi udah jadi bubur, tinggal gimana caranya biar bubur itu tetep enak buat dimakan kan?
---
school
Barusan gue abis buka-buka folder foto-foto jaman SMP. Berasa kangen, pasti. But how bitter and sweet, if only I could turn back the time. Gue baru ngeh kalo ternyata, dulu gue (secara gak sadar) terlalu banyak wasting time buat hal-hal yang sebenernya gak bisa dikategorikan 'penting'. Yang ada di otak gue waktu itu; hari ini ya hari ini, besok gimana aja nanti. And you know the result was? Gue gak bisa masuk SMA yang gue pengin.
Awalnya berasa nyesek, banget. Tapi ambil positifnya, gue nyoba buat ini jadi pelajaran biar gue gak kesandung lagi ke depannya nanti. Cuma emang dasar manusia gak kesandung sama batu gede, ada aja kerikil yang bikin gue kejeblos lagi di lobang yang sama. Gue harus rela ngubah cita-cita gue jadi dokter bedah, setelah akhirnya gue divonis naik kelas dengan jurusan IPS. It really took a long time dimana gue bener-bener bingung banget mau ngelanjutin kuliah dimana, ambil jurusan apa, blablabla.
Tapi one thing for (make) sure, mudah-mudahan nanti gue bisa ikutan ngurus acara segede gitu. Amin, hehehe :p
---
friendship
thank you for everything you did for me, how much you cared for me, and i deeply sorry if i couldnt reply all the things you've done. sorry if im avoiding you, i never meant to.. its ok to ignore me, im a jerk, arent i? well maybe i am. for me you are my friend until forever, but maybe i dont deserve having you as my friend, cause you are so kind to me, you get the point?
Kaget gak kalo tiba-tiba sahabat lo ngirim sms kayak gini? Gue sih bingung. Soalnya gue gak berasa punya masalah apa-apa sama dia, tapi tiba-tiba aja it seemed like she's taking some distance dari gue, gak tau kenapa.
I'm not about; recall how did it use to be. Never mind about those years, time will not be so hard to sweep it all anyway. I will ask you for nothing, nor ignore you. Friends don't do that, do you? Sorry for the 17th candle, I, actually, didn't even know you at all.Thanks for have been my friend.
It's not as if I don't have a lot of good times with her, jadi untuk ngerasa sedih adalah sangat manusiawi. Walaupun baru 2 tahun gue kenal sama dia, tapi when I need someone to call at 03:00 AM, I could always wake her up. Rasanya believe it or not, padahal kayak baru kemaren gue masih bisa ketawa ngakak bareng dia, minum espresso dan curhat berjam-jam, naek angkot (untuk pertama kalinya) dan dimarahin sama supirnya gara-gara gue ngelipet kaki ke atas, ujan-ujanan pas nyeberang jembatan pulang sekolah, masak telor dadar dan ngerusuhin dapur orang, cabut les dan nonton film di bioskop yang karcisnya masih berupa kertas minyak, sampe nangis bombay bareng di depan kolam ikan.
Yup, there's no guarantee that somebody will stay with you forever. Gue ngerti banget kalo nyari temen apalagi sahabat jauh lebih susah daripada nyari pacar apalagi gebetan. Tapi mau sebanyak apapun gue maparin teori-teori semacam itu, tetep aja kita gak bisa maksa orang lain kan?
We have gone our own ways and I know it's for the best. But sometimes I wonder, will I ever have a friend like you again?
Itu sms yang gue kirim buat dia semalem. As long as I thought before, dia emang gak bakal bales lagi sms gue. So far gue udah gak terlalu kebawa sedih lagi, karena gue bukanlah orang yang menganut paham: ada yang namanya mantan sahabat.
---
lovelife
I have reached the marginal point, for sure.
---
Well, guys; this everything is in its right place, so let's just save the best for the last :)
Catch ya later!