Apa-apaan sih ini?! Itu kalimat pertama yang keluar dari mulut gue begitu credit title nih film muncul di layar segede bagong pas di depan muka gue. Why? Karena malem itu di Djakarta Theater, gue kebagian tempat nonton film se-thriller ini di baris M, seratus buat lo yang nebak ini di jejeran paling depan. SEMPURNA.
Berawal dari keisengan bokap gue yang emang movie freak, jadilah di malem minggu yang harusnya gue bisa santai-santai di rumah, akhirnya dihabiskan dengan menonton pemikiran-pemikiran paranoid yang sampe sekarang masih terngiang-ngiang tiap scene-nya di otak gue. Huh.
Film ini bercerita tentang Prof. Koestler yang mendapatkan satu pesan berisi angka-angka aneh lewat anaknya, Caleb. Jadi ceritanya, 50 tahun yang lalu anak-anak di SD-nya si Caleb ini ngubur kapsul waktu di dalam tanah. Masing-masing anak disuruh ngegambar; What's your imagination about the future? Nah, ada 1 orang anak misterius yang bukannya ngegambar malah nulis jejeran angka-angka yang gak beraturan. And you know what happens when the number runs out? Jawabannya adalah bencana yang terus-menerus terjadi dalam 50 tahun terakhir dan berakhir dengan KIAMAT.
Semaleman gue gak bisa tidur mikirin ending film ini yang justru bikin Prof. Koestler (Nicolas Cage yang masih tetep ganteng), si tokoh utama, meninggal. Ya, meninggal dalam kiamat. We knew that everyone will die at the end of the world, tapi ternyata pemikiran orang Amerika sana gak sesimpel itu. Menurut film ini, ada kehidupan baru lagi setelah kiamat, di suatu tempat yang (juga) baru lagi. Ini yang dialamin sama anaknya Prof. Koestler, si Caleb itu. Ada tokoh the whisperers (mungkin maksudnya malaikat) yang mengangkat Caleb untuk diamankan dari peristiwa kiamat itu. Caleb dikasih pasangan hidup (semacam reinkarnasi dari Adam dan Hawa) untuk seterusnya melanjutkan keturunan mereka dalam suatu kehidupan baru. Aneh.
Tapi at the end; TWO THUMBS UP buat film ini. Pelajaran yang bisa gue ambil; life is that short, people. Intinya jangan sampe waktu yang sangat sempit ini (di film ini cuma digambarin dalam 50 tahun) malah justru kebuang-buang dengan hal-hal yang sebenernya gak worth it.
Ada satu lagi. Manusia gak pernah bisa ngelawan takdir. Kayak yang dilakuin sama Prof. Koestler pas dia tau kalo hari ini ada kecelakaan pesawat yang bakal merenggut nyawa 81 orang di tempat. Dia (yang kebetulan ada di tempat kecelakaan itu) berusaha untuk ngeluarin korban yang kejepit di pesawat yang udah mau meledak, nyemplung-nyemplungin korban yang badannya kebakar ke dalam kubangan air hujan, tapi sampe tim SAR dateng dan berhasil mengevakuasi semua korban, tetep aja kenyataan 81 orang yang meninggal dalam kecelakaan itu gak bisa dihindari lagi.
After the movie, asli gue jadi parno abis. Tapi, this is one of the greatest films you have to watch!
Selamat Nonton!
(ps: buat yang lemah jantung gue saranin jangan nonton di jejeran bangku paling depan; beberapa letupan yang menggelegar akan membuat bangku Anda bergetar dan menyebabkan teriakan-teriakan histeris, efek paranoid tidak ditanggung)
Berawal dari keisengan bokap gue yang emang movie freak, jadilah di malem minggu yang harusnya gue bisa santai-santai di rumah, akhirnya dihabiskan dengan menonton pemikiran-pemikiran paranoid yang sampe sekarang masih terngiang-ngiang tiap scene-nya di otak gue. Huh.
Film ini bercerita tentang Prof. Koestler yang mendapatkan satu pesan berisi angka-angka aneh lewat anaknya, Caleb. Jadi ceritanya, 50 tahun yang lalu anak-anak di SD-nya si Caleb ini ngubur kapsul waktu di dalam tanah. Masing-masing anak disuruh ngegambar; What's your imagination about the future? Nah, ada 1 orang anak misterius yang bukannya ngegambar malah nulis jejeran angka-angka yang gak beraturan. And you know what happens when the number runs out? Jawabannya adalah bencana yang terus-menerus terjadi dalam 50 tahun terakhir dan berakhir dengan KIAMAT.
Semaleman gue gak bisa tidur mikirin ending film ini yang justru bikin Prof. Koestler (Nicolas Cage yang masih tetep ganteng), si tokoh utama, meninggal. Ya, meninggal dalam kiamat. We knew that everyone will die at the end of the world, tapi ternyata pemikiran orang Amerika sana gak sesimpel itu. Menurut film ini, ada kehidupan baru lagi setelah kiamat, di suatu tempat yang (juga) baru lagi. Ini yang dialamin sama anaknya Prof. Koestler, si Caleb itu. Ada tokoh the whisperers (mungkin maksudnya malaikat) yang mengangkat Caleb untuk diamankan dari peristiwa kiamat itu. Caleb dikasih pasangan hidup (semacam reinkarnasi dari Adam dan Hawa) untuk seterusnya melanjutkan keturunan mereka dalam suatu kehidupan baru. Aneh.
Tapi at the end; TWO THUMBS UP buat film ini. Pelajaran yang bisa gue ambil; life is that short, people. Intinya jangan sampe waktu yang sangat sempit ini (di film ini cuma digambarin dalam 50 tahun) malah justru kebuang-buang dengan hal-hal yang sebenernya gak worth it.
Ada satu lagi. Manusia gak pernah bisa ngelawan takdir. Kayak yang dilakuin sama Prof. Koestler pas dia tau kalo hari ini ada kecelakaan pesawat yang bakal merenggut nyawa 81 orang di tempat. Dia (yang kebetulan ada di tempat kecelakaan itu) berusaha untuk ngeluarin korban yang kejepit di pesawat yang udah mau meledak, nyemplung-nyemplungin korban yang badannya kebakar ke dalam kubangan air hujan, tapi sampe tim SAR dateng dan berhasil mengevakuasi semua korban, tetep aja kenyataan 81 orang yang meninggal dalam kecelakaan itu gak bisa dihindari lagi.
After the movie, asli gue jadi parno abis. Tapi, this is one of the greatest films you have to watch!
Selamat Nonton!
(ps: buat yang lemah jantung gue saranin jangan nonton di jejeran bangku paling depan; beberapa letupan yang menggelegar akan membuat bangku Anda bergetar dan menyebabkan teriakan-teriakan histeris, efek paranoid tidak ditanggung)