Alhamdulillah.
Gue masih dikasih kesempatan buat ngerasain lagi yang namanya pergantian tahun. Ya, apa lagi yang paling tepat dilakuin selain bersyukur? Walau pun nggak semua hal yang gue inginkan pada tahun ini tercapai... tapi at least, sudah terlalu banyak pembelajaran yang rasanya betapa gue sangat nggak tahu diri untuk masih meminta lebih. Proses pendewasaan, untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari kemarin.
Hidup gue sejauh ini masih begini-begini aja. Mungkin ada beberapa perubahan signifikan yang memang pada dasarnya terjadi sangat alami, tapi... gue yang sekarang ya masih tetap gue yang sama. Perubahan-perubahan yang ada hanya suatu proses legitimasi bahwa gue harus menyesuaikan diri dengan alam dimana gue berada. Ya, kira-kira begitulah. Selebihnya, hal-hal yang gue inginkan tapi nggak bisa tercapai tadi adalah bagian dari imbas karena gue kurang bisa melakukan penyesuaian. Sangat rasional, kan?
Tahun lalu, 2010, adalah salah satu tahun yang cukup berat buat gue. Perpisahan dengan teman-teman SMA, tes-tes masuk universitas, penolakan-penolakan dan pilihan-pilihan yang sama-sama menyulitkan, sampai culture shock memasuki dunia perkuliahan. Fluktuasi keadaan hati gue sangat naik-turun pada waktu itu. Sebentar sedih, sebentar seneng. Aneh memang, bahasa kerennya: labil. Sebenernya masih sampai sekarang, cuma porsinya aja yang sedikit demi sedikit sedang berusaha gue kurangin.
Untuk tahun ini, mungkin masih ada 2 hal yang sangat amat menjadi topik sensitif gue. Yaitu, kedokteran gigi dan... keluarga. Entah kenapa, setiap gue inget-inget kedua hal tersebut, seakan-akan hidup gue udah berakhir sejak gue ditolak di fkg dan orang tua gue bercerai. Jadi selama ini yang ngomong sama lo siapa? Ya, gue, gue yang udah mati. Berlebihan mungkin, tapi... dari semua hal yang udah terjadi, apa sih yang paling nggak bisa kita lupain? Nama tempat, waktu kejadian? Bukan. Terus? Perasaan. Dan, masih, 2 hal ini yang memiliki ikatan terlalu kuat dengan perasaan gue yang udah terlanjur bilang: gue nggak bisa lupa. Tapi, mau diapain juga, yang berlalu emang udah berlalu, kan? Ambil hikmahnya aja, thing doesn't kill you always makes you stronger.
Anyway, sebenernya gue mau cerita tentang tahun baru kali ini. Tapi berhubung kemarin gue lupa bawa kamera dan foto-fotonya ada di kamera temen-temen gue... jadi mungkin ceritanya di pending dulu. Dan fyi, gue libur sebulan terhitung dari UAS terakhir tanggal 30 kemarin.
Nah loh bingung kan mau ngapain.
Gue masih dikasih kesempatan buat ngerasain lagi yang namanya pergantian tahun. Ya, apa lagi yang paling tepat dilakuin selain bersyukur? Walau pun nggak semua hal yang gue inginkan pada tahun ini tercapai... tapi at least, sudah terlalu banyak pembelajaran yang rasanya betapa gue sangat nggak tahu diri untuk masih meminta lebih. Proses pendewasaan, untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari kemarin.
Hidup gue sejauh ini masih begini-begini aja. Mungkin ada beberapa perubahan signifikan yang memang pada dasarnya terjadi sangat alami, tapi... gue yang sekarang ya masih tetap gue yang sama. Perubahan-perubahan yang ada hanya suatu proses legitimasi bahwa gue harus menyesuaikan diri dengan alam dimana gue berada. Ya, kira-kira begitulah. Selebihnya, hal-hal yang gue inginkan tapi nggak bisa tercapai tadi adalah bagian dari imbas karena gue kurang bisa melakukan penyesuaian. Sangat rasional, kan?
Tahun lalu, 2010, adalah salah satu tahun yang cukup berat buat gue. Perpisahan dengan teman-teman SMA, tes-tes masuk universitas, penolakan-penolakan dan pilihan-pilihan yang sama-sama menyulitkan, sampai culture shock memasuki dunia perkuliahan. Fluktuasi keadaan hati gue sangat naik-turun pada waktu itu. Sebentar sedih, sebentar seneng. Aneh memang, bahasa kerennya: labil. Sebenernya masih sampai sekarang, cuma porsinya aja yang sedikit demi sedikit sedang berusaha gue kurangin.
Untuk tahun ini, mungkin masih ada 2 hal yang sangat amat menjadi topik sensitif gue. Yaitu, kedokteran gigi dan... keluarga. Entah kenapa, setiap gue inget-inget kedua hal tersebut, seakan-akan hidup gue udah berakhir sejak gue ditolak di fkg dan orang tua gue bercerai. Jadi selama ini yang ngomong sama lo siapa? Ya, gue, gue yang udah mati. Berlebihan mungkin, tapi... dari semua hal yang udah terjadi, apa sih yang paling nggak bisa kita lupain? Nama tempat, waktu kejadian? Bukan. Terus? Perasaan. Dan, masih, 2 hal ini yang memiliki ikatan terlalu kuat dengan perasaan gue yang udah terlanjur bilang: gue nggak bisa lupa. Tapi, mau diapain juga, yang berlalu emang udah berlalu, kan? Ambil hikmahnya aja, thing doesn't kill you always makes you stronger.
Anyway, sebenernya gue mau cerita tentang tahun baru kali ini. Tapi berhubung kemarin gue lupa bawa kamera dan foto-fotonya ada di kamera temen-temen gue... jadi mungkin ceritanya di pending dulu. Dan fyi, gue libur sebulan terhitung dari UAS terakhir tanggal 30 kemarin.
Nah loh bingung kan mau ngapain.