Bagaimana harimu? Sudah tidur ya, kamu? Tidak, tidak, aku tidak ingin membangunkanmu. Biar saja kutinggalkan pesan yang tak sempat terbaca di ponselmu, biar nanti pagi ketika kamu membuka mata, ada aku disana temani senyummu. Tahukah kamu apa arti pagi bagiku? Disana ada syukur, ada ucapan terima kasih teruntuk Yang Kuasa karena Ia telah berikan kita kesempatan lagi untuk hidup hari ini, untuk perbaiki kesalahan hari kemarin. Ketika hariku sudah habis, matahari pun merambat pergi. Saat itulah aku memanjatkan doa agar kelak dapat bertemu dengannya lagi esok hari, atau kalau ia berkenan, di bawah langitnya yang satu kita akan bertemu kembali.
Ya sudah, sepertinya lebih baik aku tidur juga, ya? Lelah sekali aku hari ini, mungkin sebanding dengan tetes demi tetes peluhmu yang tersirat dari kian bait tak bersemangat menjawab sapaan malamku. Sebenarnya aku punya banyak cerita, tapi untuk menyita waktu istirahatmu lagi aku sungguh tak kuasa. Toh kau pun kini sedang terbuai nyaman dalam senandung mimpimu. Aku tahu ini terdengar kalut, namun apa daya aku manusia. Aku punya rindu tiada tara. Aku punya bisu namun isak dalam dada.
Aku punya sejuta kata yang tak pernah sampai.