This is 9:45 PM and I've got home already. Many tasks to be done, see through my panda eyes, as next week I'm about to face the midterm exam. Today rain didn't pour on me but yesterday, this is what I'm trying to say, hujan (selalu) punya banyak cerita. Ketika penghujung tahun tiba, it turns out Depok sebelas-dua belas sama Forks. It feels so good, relaxing and relieving, mendengar tetesan bunyi hujan yang jatuh ke tanah, merasakan bau airnya yang dibawa angin, sampai melihat matahari lagi yang menggeliat malu-malu setelah mendung berlalu. I sat side by side with Taufan, last evening, watching the raindrops fell on our sight, dan tiba-tiba rasanya bersyukur sekali, Allah itu Maha Baik, ya. Selama ini, ternyata memang we've been where we should belong to, lho.
Nisa: Fan, hujan...
Taufan: Hmm.
Nisa: Fan, gue seneng deh. Tau gak kenapa?
Taufan: Huh? (he paid less attention to me, it's annoying though I keep talking anyway)
Nisa: Iya, gue seneng. Gue kuliah di tempat yang jadi cita-cita banyak orang, in 'too much' way many people dying to get here. I've even made my Mom and Dad proud, and my sister too, she's been struggling to get here too. Sekarang, di tempat ini, gue masih bisa nikmatin hujan, yang dari dulu selalu gue anggap menyebalkan tapi ternyata menyenangkan, ya. Some people feel the rain yet some others just get wet. Lo tau, gak, berapa banyak nikmat Allah yang dikasih buat kita? Liat deh air hujan, di setiap tetesnya ada berkah, bahkan jumlahnya sama dengan malaikat yang turun ke bumi. Gak bakal habis kan karena air selalu mengalami siklus, salah satunya dengan hujan. Kata nyokap gue, kalo lagi hujan banyak-banyak berdoa, fan, biar langsung disampein sama malaikat ke Allah. Dan sekarang, di tempat ini, gue ketemu orang-orang kayak lo, kayak yang lain, yang kemungkinannya masing-masing cuma satu dibanding entah berapa milyar orang di dunia bisa ketemu sama kalian. Omg this is starting to be overwhelming... (snobbing)
Taufan: Eh Nis, dari tadi tuh hujan, ya? (he finally spoke after staring too long at me)
Nisa: Hahaha, you shithead! (I know he's listening)
Taufan: Solat, yuk.
Nisa: :)
Ah, life is too lovely! ({})