Wednesday

Sebait doa dari seorang teman.

"Nisa, aku punya sedikit pesan nih buat kamu. Kalau dari sudut pandang Tuhan, umur kamu itu berkurang lho. Maka dari itu, coba belajar untuk jadi apa yang diinginkan Tuhan. Aku doakan semoga kamu semakin dekat dengan Tuhan, semakin dicintai Tuhan, dan semakin mengerti apa yang diinginkan Tuhan, ya. Semoga kamu jadi pribadi yang lebih baik lagi. Sukses dunia akhirat, sukses semuanya, dan jangan lupa... cari pendamping hidup, Nis. Udah tua lho, pas wisuda harus udah ada yang ngedampingin ya! Hahaha. Inget, sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna bagi orang lain. Sekali lagi happy birthday, ya..."
Received Fri at 10:27 pm GMT (+8)


Remember the boy next door? I wrote a post about him back then if you notice. Seorang teman kecil yang dulu sering dimarahin Bapak karena main bola di depan rumah. Seorang teman kecil yang selalu parkir mobilnya di depan tukang nasi uduk setiap pulang sekolah. Seorang teman kecil yang akhirnya dipertemukan lagi setelah banyak hal terjadi and either people don't stay the same. Seorang teman kecil yang bersedia meminjamkan bahunya ketika yang lain pergi. Seorang teman kecil yang akan pulang, entah kapan, tapi pasti.

That moment, I was about to cry. Entah di bagian mananya yang membuat ucapan ulang tahun ini menjadi ucapan yang paling memorable di antara yang lain. I mean, the others were memorable too, in their way, tapi yang ini bener-bener, deh. I spent hours later even to reply karena emang gak tau harus bilang apa. Well, I've already had enough with shits like this but you know, God doesn't send anybody for us unless with two reasons. It's either to learn from them or to live with them. And sometimes, good things fall apart so better things can fall together, right?