Saturday

Anything.

Halo.
UTS udah selesai loh. Terus kenapa? Ya ngga apa-apa sih, cuma ngasitau doang. Udah segitu aja. Salam peace love and gaul, sekian dan terima kasih.












Ya menurut lo?!
There are so many things to say, maaf kalo ngga nyantai.

Pertama, soal UTS. It's officially ended, alhamdulillah wa syukurillah kami panjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah swt. Apapun hasilnya, yang penting how it takes process kan? Beda banget kayak pas SMA, jauh kerasa lebih horor karena pada akhirnya nilai IP lo hanyalah ditentukan oleh diri lo sendiri. Boro-boro nanya sama temen, ngelirik meja sebelah aja dag dig dug duer nya minta ampun. Ya sudahlah, toh Allah gak tidur. Mudah-mudahan Dia melihat usaha dan mendengarkan doa semua hamba-Nya yang sudah, sedang, dan akan menjalankan Ujian Tengah Semester. Amin.

Terus ceritanya sekarang gue lagi libur. Hampir seminggu, kecuali beberapa mata kuliah rese yang masih ngadain jam pasca UTS gini. Selebihnya gak tau deh mau kemana harus apa sama siapa. OH. How I've been missing my me-time like a whoa! Mungkin agenda libur kali ini adalah: meng-upgrade baju-baju di lemari, beres-beres kamar beserta perkakas perkuliahan, ngurusin mobil dan segala isinya-ah ya, udah hampir sebulan gue gak nyuci mobil-, atau... jalan kemana gitu? Sama...

Hah, I miss the people who used to be with me.
I mean, kemana temen-temen gue? Ya, gue kangen banget loh sama mereka. I haven't seen Dinda and Caroline again setelah... PROM NIGHT?! No, you gotta kidding me.
Oh Semarang. Oh Bandung. Andai bisa tinggal ngesot dari Depok.

Tapi ngga apa-apa lah.
Kalau kita dipisahkan untuk ditakdirkan bertemu lagi ketika masing-masing udah sukses, it would be a lot better kan? Thank God I still have a lot friends closer here. Mudah-mudahan acara ritual kita di akhir minggu ngga gagal lagi kayak kemarin-kemarin. Bukan, bukan temen kuliah whom I talked about. Yah, ngga tau kenapa, somehow I feel a lot like, do I belong here? Sekeras apapun gue berusaha menjadi seperti mereka, tetap aja gue suka ngerasa sangat gak nyambung dengan apa yang mereka omongin. Gue, lebih tepat dibilang seperti stranger inside the circle. Sedih? Ah ngga juga. Ya, why bother, toh ngga ada yang salah kalau ada perbedaan antara kita dan orang lain. Seriously, pada dasarnya gue bukan orang yang picky dalam berteman. Bukankah setiap orang punya kadar kenyamanan untuk berinteraksi dengan orang yang, a lot like seperti dia? Kurang lebih itu yang gue rasain sekarang.

gue: bu, aku ngga punya temen disini
ibu: it takes process kak, butuh waktu untuk bisa menerima dan diterima lingkungan baru
gue: tapi beda, aku beda sendiri
ibu: sendiri? you sure?
gue: ngga sih, ada beberapa yang ngerasa a lot like me...
ibu: then you should call them 'friends' kan?
gue: ehm... y...yes

Yah, gue ngga tau. Mungkin bener kata Ibu, it takes process. Walau pun sampai sekarang, gue mengalami stuck di proses itu. Sementara temen-temen SMA gue udah menemui keasyikan dalam pertemanan di kampusnya, udah punya orang-orang baru yang nyambung dengan mereka, udah tau where have to go setiap akhir minggu bersama teman-teman sepermainannya... sedangkan gue, berkutat sendirian dengan macet antara Jakarta dan Depok, dan setumpuk tugas yang terus ngga ada habisnya. Oh shit itu nyebelin loh.

Coba........ ada yang nemenin.
HAHAHA menyedihkan banget kalimat di atas. Nggalah, gue ngga se-labil itu. Mendingan ngga punya pacar kan dari pada punya cuma biar ngga galau? Yah oke itu teori yang gue ciptakan sendiri. Talking about this one... ya, gue punya cerita.

Jadi, I met a boy. Di suatu kelas, suatu hari dalam suatu minggu. Nothing special, anaknya baik, tapi lebih dari itu gue belum mengenal dia lebih jauh. Kenapa gue bisa bilang baik? Ya siapa sih yang rela ngasih nomor handphone ke stranger yang tiba-tiba ngajak kenalan kalo bukan orang baik? Iya gue tau, gue juga ngga ngerti what the hell yang ada di otak gue untuk bertindak seperti itu. Hmm, apa lagi yah. Beyond the fact kalau lo suka sama orang tapi orang itu bahkan sama sekali ngga tau, gimana rasanya? Kira-kira begitu deh, there's nothing you can do selain berharap dan berdoa diam-diam. I'm not pathetic, tapi itu susahnya jadi cewek, bener ngga? Ya, you know what I mean lah, karena pada akhirnya orang yang mencintai diam-diam juga hanya akan bisa mendoakan diam-diam. Itu kalo kata Raditya Dika. Sudahlah let it flow aja, selo kayak di pulo.

Oh, well kayaknya gue udah kebanyakan bacot nih.
Segitu aja deh, lain kali sambung lagi. Eh, have you guys watched STEP UP 3D? It's a high recommended movie of the month, I guess. Tonton gih, dijamin berasa punya body oke.

Kalo kata abg masa kini, talk to you later deh.
Salam peace love and gaul, sekian dan terima kasih.